Thursday, January 14, 2016

Alexander Richie Felix Saputra (3)

SYARAT UNTUK MENANGIS.

Biarpun saya udah temenan sama Richie, rasanya saudara-saudara saya tetep benci sama saya.

Ketika saya coba mendekati mereka, mereka akan ngomong "Kamu main aja sama Richie. ngapain kesini?"

Atau "orangnya udah pas, ih! Kalo Vira ikutan jadi nggak sama lagi"

Dan, saya sedih. Saya lagi-lagi curhat ke Richie. Kali ini sambil nangis. Saat itu, hati saya bener-bener sakit. Dan saya terus-terusan berpikir kalau "Mereka jahat!"

Richie dengan setia mendengarkan cerita saya. Sampai akhirnya ketika selesai, dia bilang.
"Jangan nangis dong. Kamu jelek kalo nangis. Kalo aku bawa kaca, pasti aku tunjukkin muka kamu sekarang gimana"

"Aku nggak suka liat kamu nangis"

"Paling nggak jangan disini"

Sampai akhirnya saya bingung, saya harus nangis dimana?

Dan, Richie.. entah belajar darimana, dia tersenyum dan mengusap bahu kirinya, "Disini..."

Tapi, biarpun begitu. Meskipun Richie anak yang baik dan pengertian, tapi tetep aja, nggak ada yang sempurna.

Richie mungkin kaya raya, tapi Papa-Mamanya nggak akur. Dan, sama kayak anak kecil pada umumnya, ketika orang tua mereka memutuskan untuk hidup terpisah, hati mereka pasti hancur.

Siang itu, saat saya ajakkin main bareng, untuk pertama kalinya Richie nggak mau. Dia bahkan nggak mau keluar kamar. Saya sedih, saya pikir mungkin saya punya salah sama dia sampai tanpa sadar dia marah sama saya.

Selama berjam-jam, saya bolak-balik dari villa saya ke villa dia. Berkali-kali ngetuk pintu kamarnya. Sampai akhirnya, Richie nyerah. Dia mau ketemu saya.

Dan, dia nangis, sambil menceritakan alasannya, Richie nangis tanpa henti.

Hati saya sakit. Saya pikir, mungkin karena kami teman, jadi ketika dia sedih, saya juga sedih.

Saat itu, saya memakai kata-katanya ketika menghibur saya, mengijinkan Richie untuk nangis dibahu saya.

Tapi, Richie malah ketawa. Dia bilang dia bakal buang ingus dibaju saya. Kan jijik! -_-

Kemudian, yang dia lakukan lagi-lagi membuat saya kaget.

"Aku bisa peluk Kieren kalo lagi sedih. Gimana?"

Sejak saat itu, kami mempunyai perjanjian nggak tertulis kalau kami hanya boleh menangis ditempat yang sudah kami setujui. Bahu kiri Richie akan selalu menampung airmata saya, dan pelukan saya tersedia untuk Richie yang sedang bersedih.

No comments:

Post a Comment