Friday, November 14, 2014

Tentang Memaafkan dan Menjadi Dewasa

Ada yang pernah bilang, "memaafkan itu bukanlah perkara mudah. Hanya orang-orang yang memiliki mental yang dewasa dan bijaksana yang mampu melakukannya"


Gue hari ini menyadari hal penting, kalau tiap detik itu penting. Amat sangat penting. Orang-orang yang berarti buat lu, bisa aja meninggalkan lu tiap saat.

Gue ngeliat keadaan ko Kevin, airmata Kim, raut capeknya Ibunda mereka. Dan, pertama kali ngeliat semua itu dalam satu paket, gue ngerasa marah. Marah sama sopir angkot yang nggak ngotak main asal belok dan akhirnya nyebabin Ko Kevin kayak gini.

Tapi, kemudian Mamanya Kim bilang "yang penting, Kevin selamat. Itu yang penting. Yang penting, kita nggak kehilangan dia saat itu"

Dan saat gue dengan ngotot bin ngeyelnya nyuruh Kim minta tanggung jawab ke itu sopir, dia bilang "Dia mau bayar pake apa, Vir? Yang penting kita masih bisa bareng koko sampai saat ini. Sisanya, biar aja Tuhan yang ngatur semua alurnya"

Pas gue mau ngejawab lagi, itu anak malah langsung meluk gue. Udah tau kelemahan gue adalah ketika gue dipeluk :|

Karena ketika dipeluk, gue akan kehilangan semua kemampuan linguistic dan verbal gue. Makanya, pas Kim mendadak meluk gue, gue cuma bisa speechless, dan mendadak otak gue jalan.

Apalagi yang penting saat ini? Selain belajar menerima dan memaafkan?

Well, Kim memang udah berubah. Kami selama ini tumbuh bersama, jadi gue terbiasa untuk ngambil peran sebagai sandaran Kim. Tanpa sadar, kalau Kim bukan lagi anak kecil yang kepengen dimanja mulu.

Kim yang sekarang udah dewasa secara mental, lebih dewasa dibandingkan gue. Bahkan dia dengan mudahnya bisa belajar memaafkan dan tetap bersyukur.

Dan ya, gue menyadari kalau memaafkan itu memang nggak mudah. Butuh hati yang bijak, jiwa yang besar, dan dada yang lapang untuk melakukannya.

Tapi, sekali lu belajar memaafkan secara tulus, hidup lu akan jauh lebih mudah.

No comments:

Post a Comment