Pasti banyak
banget yang udah sering denger kata ini. Apalagi para remaja labil yang sering
banget sok galau dimana pun dan kapan pun. ish *muka sinis* *digampar massal*
HUAHAHA! Oke, serius deh serius!
HUAHAHA! Oke, serius deh serius!
Sebenernya, apa
sih yang kalian pikirkan saat mendengar kata “move on”? lebih dari itu, apa sih
itu “move on”?
Kalau kalian
nanya ke anak TK –yang jago bahasa Inggris-, pasti mereka bakal menjawab kalau
move on itu berarti bergerak nyala (move: bergerak; on: nyala). Kalau kalian
nanya ke anak SD, maka mereka bakal menjawab move on itu berarti bergerak maju.
Nah, kalau kalian nanya ke anak SMP/SMA jaman sekarang, mereka bakal menjawab
kalau move on itu berarti ngelupain mantan.
Kalau misalnya
kalian beneran nanya ke anak TK-SMA tentang arti kata move on, dan ternyata
jawaban mereka nggak sama kayak yang gue tulis disini, maka jangan protes ke
gue. Soalnya, sebenernya itu semua cuma akal-akalan gue doang. NYAHAHAHA!
Eh, tapi kalau
ternyata ada anak SMP/SMA yang beneran jawab move on itu berarti ngelupain
mantan, maka yang harus kalian lakukan adalah menanyakan berapa nilai bahasa
Inggrisnya. Gila aja, move on artinya ngelupain mantan. Dapet dari kamus mana
coba? Guru bahasa Inggrisnya siapa deh? Nggak becus amat ngajarin murid *eh
Kalian pasti
bingung ya, kenapa gue nggak serius-serius terus dari tadi? Gue juga.
Sebenernya sih pengen serius daritadi, tapi kok susah….*krik
Lanjut tentang
move on. Kalau kita ngebahas move on di jaman sekarang, pasti topiknya ya,
tentang mantan.
Temen-temen gue banyak yang bilang kalau move on itu sulit, mereka bahkan sering nanya ke gue tentang cara move on. Soalnya, di mata mereka gue itu terbilang amat sangat cepat dalam mengatasi urusan move on ini.
Temen-temen gue banyak yang bilang kalau move on itu sulit, mereka bahkan sering nanya ke gue tentang cara move on. Soalnya, di mata mereka gue itu terbilang amat sangat cepat dalam mengatasi urusan move on ini.
Nah, oleh karena
itu, gue mau bagi beberapa tips move on ala gue.
1. Kalau tidak
ingin terpuruk karena cinta, jangan pacaran!
Jangan anggep ini bercanda. Kalau emang
kalian udah berani jatuh cinta, bahkan berani menjalani hubungan percintaan
dengan orang lain. Maka kalian harus berani juga untuk menerima segala
konsekuensinya. Inget, yang namanya jatuh itu, awalnya nggak sakit, tunggu
beberapa waktu dulu baru terasa kalau kita terluka. Dan itu termasuk jatuh
cinta.
Hal pertama yang selalu gue tanyakan ke
diri sendiri sebelum mulai pacaran adalah “apa gue siap?”, nggak perlu
susah-susah buat jawab, cukup ikutin hati nurani aja. Pada hakikatnya, hati
nurani selalu mengarahkan kita pada kebaikan kok. Jadi hati nurani nggak
mungkin deh ngejerumusin kita.
Kalau lu masih ragu-ragu, mendingan
jangan. Cinta emang masalah perasaan, tapi yang namanya hubungan dan komitmen
itu memerlukan tanggung jawab.
Kalau kalian mau memprotes gue dengan
kalimat “cinta datang dengan tidak terduga”, harus gue katakan bahwa itu basi.
Soalnya temen gue juga udah pernah bilang gitu *plak*. Lu mau tau apa jawaban
gue?
Cinta emang tidak terduga. Kita tidak
tahu kapan kita akan mencintai seseorang dan siapa orang itu. Tapi disana,
nggak disebutkan bahwa kita tidak bisa menentukan kapan kita akan menjalin
hubungan percintaan dengan orang lain.
2. Saat si “X”
minta putus, tanyakan alasannya secara jelas.
Ada temen gue yang pernah curhat ke gue,
dia nggak sanggup move on karena dia masih bener-bener sayang sama mantannya
dan si mantan nya ini juga sering nge-respond balik segala perhatiannya dia.
Padahal mantannya ini yang mutusin dia!
Nah, ini yang namanya kampret, sob! Dia
yang mutusin, eh dia sendiri yang buat kita berharap sama dia yang jelas-jelas
bukan milik kita.
Makanya gue saranin, saat pasangan lu
ngajak putus, tanyakan alasannya dengan jelas. Jelas disini bukan berarti harus
sesuai dengan mau lu juga. Ambil contoh, misalnya dia ngajak putus dan bilang
“aku ngerasa kita nggak kayak pacaran, aku nggak nyaman sama hubungan ini”, lu
boleh nanya konteksnya “nggak nyaman” itu gimana, boleh juga sih lu minta
second chance untuk memperbaiki diri. Tapi lu nggak boleh ngotot maksa dia, dan
usahain jangan sampai lu jadi orang lain cuma karena pengen terus-terusan
bareng sama dia.
Menurut gue, hubungan yang sehat itu
adalah hubungan yang di dasari perasaan cinta dan adanya kenyamanan dari
masing-masing pihak. Hubungan yang sehat itu adalah hubungan dimana lu dan
pasangan lu dapat menerima kehadiran pribadi masing-masing tanpa ada paksaan.
3. Setelah putus,
usahakan untuk menerima keadaan
Pernah denger kalimat “the time heals every wound”? gue
pribadi nggak begitu setuju sama kalimat ini. Menurut gue waktu membuat kita akhirnya ikhlas untuk merelakan semua yang udah
terjadi. Nah, kata kunci disini adalah IKHLAS!
Gue nggak pernah terlalu percaya sama
kata ‘selamanya’. Buat gue, dalam menjalani sebuah hubungan, gue nggak akan ngeliat
ke belakang, dan nggak terlalu mikirin ke depan. Gue akan menjalani yang
sekarang. Makanya kalau misalnya putus, gue nggak akan begitu kecewa. Karena
gue percaya, seiring hari berganti kita akan makin ikhlas merelakan
kepergiannya *pret*
Satu kalimat yang gue pegang tuh,
“setiap perpisahan yang terjadi, merupakan awal dari pertemuan yang baru”.
Mungkin emang nggak begitu nyentuh, tapi ini berefek buat gue. Hehehe~
4. Belajar
memaafkan diri sendiri.
Banyak yang udah sadar kalau mereka
telah putus dari pasangannya, tapi nggak sedikit juga yang akhirnya malah jadi
musuhan sama mantan sendiri. Banyak temen gue yang sebenernya pas putus
baik-baik, tapi setelah putus malah jadi benci sama mantannya.
Gue akuin sih, tiap manusia mempunyai
hak untuk menyukai dan juga membenci sesuatu. Tapi, apakah membenci mantan
tanpa alasan yang jelas merupakan jalan keluar yang harus diambil setelah
putus?
Kunci agar kita bisa menjalin hubungan
baik dengan mantan setelah putus adalah dengan memaafkan diri sendiri. Seorang
teman, namanya Hanif Novita, pernah menyebut dalam blog-nya perihal move on
juga. Dia bilang, untuk dapat memaafkan seseorang, kita terlebih dulu harus
memaafkan diri sendiri.
Lagipula, menurut teori gue, membenci
seseorang dapat memperpendek usia kita. Tau darimana gue dapet teori itu? Gue
pribadi sih nggak tau *disambit*.
Tapi, coba deh lu pikirin orang yang lu
benci. Rasakan detak jantung sama alunan nafas lu. Menurut percobaan yang gue
dan temen-temen gue lakukan, saat kita membayangkan seseorang yang kita benci,
detak jantung kita akan melambat sementara nafas kita akan menjadi berat.
Padahal dalam kondisi normal, apabila nafas kita memberat, pasti detak jantung
kita juga terasa makin cepat.
Makanya, coba mulai dari sekarang
singkirin deh kebiasaan membenci mantan. Selain kita bisa move on secara penuh,
kita juga nggak usah nambah daftar musuh. Hati senang, umur pun panjang!!~
5. Jangan pacaran
pakai hati.
Ini
tips yang gue pakai saat gue masih be-ge-es-te banget. Kalau kalian
belum siap nerima konsekuensi dari jatuh cinta, tapi mau pacaran, maka jangan
pacaran dengan hati. Istilah kasarnya, silahkan pacaran dengan menggunakan
otak.
Tapi, gue pribadi nggak begitu nyaranin
kalian nyoba tips ini. Soalnya gue selalu percaya sama ada nya hukum karma. Dan
percaya sama gue, karma yang akan kalian dapetin karena udah mainin perasaan
orang sama sakitnya dengan yang mereka rasakan saat kalian mempermainkan
perasaan mereka.
Semua pilihan bakal ada konsekuensi nya.
Jadi ini tergantung kalian.
6. Sibukkan diri
sendiri.
Daripada sibuk memenuhi pikiran dengan
bayangan orang yang udah jelas-jelas bukan milik kita, mending cari kegiatan
lain yang lebih seru dan bermanfaat. Perbanyak aktivitas sama temen-temen lu,
secara temen yang baik nggak akan mau ngeliat temen mereka terlarut dalam
kesedihan. Mereka pasti dengan senang hati ngebantuin lu mengalihkan pikiran
dari ‘dia’.
Lu bisa mulai dengan sering hang out
sama mereka, lumayan kan bisa gila-gilaan sama temen lu dan jadi kayak diri lu
yang dulu?
Misalnya lu nggak ada uang, ya minta traktir aja
sana! HAHAHA nggak deng, bercanda. Cari kegiatan lain aja, misalnya beres-beres
rumah gitu? Atau mungkin memberdayakan sampah plastik di lingkungan sekitar lu.
Selain mengasah bakat lu jadi pemulung *diinjek*, lu juga bisa menghasilkan
uang lho. Ini serius, kalau gue lagi bete dan kepikiran sama mantan yang
‘spesial’, pasti gue nyibukkin diri. Salah satunya, dengan mendaur ulang sampah
plastik jadi kerajinan tangan. Terus gue jualin deh ke tetangga-tetangga.
Lumayan kan, bisa dapet Rp 5.000 sekali buat kotak pensil dari bekas bungkus
detergen? Padahal modal lu nggak sampai Rp 1.500? HUAHAHA. Hidup pira!
Nah itu lah
tips-tips move on ala gue. Kalau ada yang nggak bisa lu terima, nggak apa-apa
sih. Tiap orang kan punya kisah cinta nya sendiri. Atau coba deh temuin tips
yang lebih gampang. Hehehe.
No comments:
Post a Comment