Wednesday, November 28, 2012

tugas sinopsis bahasa fufufu~~


TOUR DELAPAN HARI


Judul      : Infinitely Yours                     
Penulis   : Orizuka
Penerbit : Gagas Media
Tahun    : 2011
Tebal     : 304 halaman
Harga     : Rp 45.000,-










Orang bilang pertemuan pertama merupakan sebuah kebetulan. Lalu bagaimana dengan pertemuan kedua dan pertemuan berikutnya? Bagaimana dengan semua pertemuan yang terjadi dalam waktu 8hari dengan pribadi yang berbanding terbalik dengan kita?
Itulah yang dialami oleh Narayan Sadewa, seorang arsitek asal Indonesia berusia 28 tahun. Pertemuannya dengan Jingga, seorang gadis nyentrik yang selalu ceria tak sengaja di bandara mampu menjungkirbalikkan hidupnya yang selama ini normal.
Segalanya bermula dari Rayan yang tidak sengaja menabrak Jingga di Bandara Soekarno Hatta dan kemudian berujung dalam rombongan tour ke Korea Selatan. Rayan dan Jingga kemudian menjadi pasangan tour yang mengharuskan mereka untuk saling bertanggung jawab. Namun, tujuan Rayan ke Korea yang sebenarnya bukanlah untuk berlibur melainkan untuk menemui mantan kekasihnya, Mariska. Sementara Jingga sangat tidak sabar untuk sampai di Korea karena ingin bertemu dengan pujaan hatinya, Kang Yun Jae, pria asli Korea yang merupakan tour guide rombongan mereka.
Sesampainya di Korea, Rayan diam-diam memisahkan diri dari rombongan. Jingga mengetahuinya dan mengikuti Rayan mencari Mariska. Akhirnya mereka dapat bertemu Mariska dan setelah Rayan menyelesaikan urusannya, mereka berencana menyusul rombongan tour yang sedang berada di Gunung Seorak. Namun, saat di terminal bus, Rayan kecopetan sehingga mereka batal pergi. Dan akhirnya timbul lah ide spontan Jingga untuk melakukan tour romantisme Korea.
Mereka pergi ke tempat-tempat wisata yang biasa digunakan untuk syuting drama romantis Korea. Rayan yang kaku dan sinis lama-kelamaan mulai berubah dalam tour ala Jingga itu. Hingga pada akhirnya tour romantisme Korea ala Jingga berakhir di taman bermain Everland yang mempertemukan kembali mereka dengan rombongan tour, dan Yun Jae tentunya.
Yun Jae marah kepada mereka berdua karena telah seenaknya meninggalkan rombongan tour. Jingga pun menjelaskan semuanya pada Yun Jae. Yun Jae yang akhirnya mengetahui alasan mereka meninggalkan rombongan segera memperingati Rayan agar tidak menjadikan Jingga sebagai pelarian hanya karena merasa patah hati. Rayan memikirkan perkataan Yun Jae dan akhirnya memutuskan untuk menghindari Jingga. Hingga Rayan melihat sendiri dengan mata kepalanya Yun Jae menyatakan perasaannya kepada Jingga dan meminta gadis itu untuk menjadi kekasihnya.
Keesokan harinya di Lotte World, Rayan mengatakan pada Jingga kalau apa yang terjadi di Korea lebih baik di akhiri di Korea. Sesampainya di tanah air, Jingga menyerahkan buku catatan yang berisi kumpulan foto-foto Rayan saat mereka ada di Korea. Buku itu membuat Rayan akhirnya tersadar kalau selama ini ia telah benar-benar jatuh cinta kepada gadis berusia seperempat abad yang terlihat ‘aneh’ dimatanya. Seorang gadis yang bernama Jingga.
Tiga bulan kemudian Jingga kembali ke Korea dan saat itu Yun Jae melamarnya di Namsan Tower, tepat di depan kumpulan “Love Locks”. Jingga sadar bahwa selama ini ia melihat Yun Jae hanya sebagai idola dan orang yang Jingga cintai adalah Rayan. Suatu hari Jingga sedang duduk-duduk di pinggir sungai Cheonggye hingga kemudian pandangannya menangkap sesosok yang ia rindukan. Sosok itu kemudian menangkap tatapan mata Jingga dan matanya terbelalak. Itu Rayan! Narayan Sadewa-nya
Rayan bangkit dari tempat duduknya, begitu pula dengan Jingga. Keduanya bertemu dan Rayan merengkuh tubuh Jingga ke dalam pelukannya. Rayan akhirnya menyatakan cintanya pada Jingga.

Novel ini cocok dibaca oleh kalangan remaja dan dewasa, baik golongan kpopers maupun non-kpopers. Di dalamnya mengungkap beberapa obyek wisata terkenal di Korea Selatan. Ide ceritanya sebenarnya sudah seringkali dituangkan dalam bentuk novel, namun selama ini kebanyakan novel hanya berkutat kepada dunia fangirl dan jarang sekali yang mengangkat dua sosok asal Indonesia sebagai tokoh utamanya. Selain itu, gaya bahasa yang dipakai Orizuka dalam novelnya ini amat ringan dan alurnya mudah diikuti sehingga membuat kita berimajinasi seakan-akan turut dalam tour romantisme Korea ala Jingga.
Namun, amat disayangkan karena di novel ini hanya di jelaskan segala keindahan tentang Korea Selatan dan sedikit sekali yang menceritakan keunggulan negeri kelahiran sang penulis, yaitu Indonesia.

No comments:

Post a Comment