Friday, October 4, 2013

cinta

Cieee judulnya cieee!
Cieee Vira bakal romantis-romantisan kayaknya cieeeee!
Cieeee kayaknya gue bakal galau cieeee!
Cieeee gue capek ngetik cie-cie dari tadi cieeee!

Udah. Udah ah, serius gue beneran capek ngetik begitu doang.

Oke, serius. Serius, ini serius. Serius woy!!

Beberapa hari lalu, ada seseorang yang bertanya ke gue “gimana sih pandangan lu tentang cinta?”
Siapakah orang itu? Identitasnya memang disamarkan. Kenapa? Sengaja. Biar misterius gitu kesannya. HAHAHA

Well, gue nggak punya Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jadi, gue nggak tau apa itu arti cinta menurut pandangan para ahli bahasa. Kenapa nggak cari di internet? Males! Lagian yang dia tanya kan pandangan gue, bukan pandangan ahli bahasa. *melet-melet*

Jadi, kenapa gue ngetik paragraph yang nggak ada maknanya? Gue bingung sendiri. *ngek*

 Back to topic.

Sebenernya buat gue, cinta itu nggak muluk tentang perasaan antara pria dan wanita, atau pria dan pria, atau wanita dan wanita.
Tapi, baiklah, karena yang dia tanyain itu pandangan gue tentang cinta terhadap kekasih. Mari, kita bahas yang ini aja biar post ini cepet kelar (?)

Gue pribadi nggak begitu paham makna tentang cinta. Buat gue, cinta itu punya makna yang luas. Tiap orang punya definisinya masing-masing tentang hal ini.

Kalau boleh jujur, beberapa tahun silam, saat gue masih labil dan berpikiran kekanakkan, gue nganggep cinta itu sebagai permainan yang menantang. Gue nggak begitu serius untuk memahami apa itu cinta, bahkan sering banget main-main dalam suatu hubungan. Gonta-ganti pacar, selingkuh sana-sini. Masih sering banget deh mainin perasaan orang.

Tapi itu dulu. Duluuuuuuu. Sebelum akhirnya, gue ketemu sama seseorang, yang nggak bakal gue ceritain. Soalnya nanti bakal ngehabisin 2 page ini untuk ngebahas dia doang.

Gue sadar, cinta itu terlalu sakral untuk di anggap sebagai permainan. Cinta itu perasaan yang agung. Tulus dan murni.

Cinta itu perasaan yang membingungkan. Amat sangat menyesakkan. Mirip dengan rasa benci dan dendam. Membuat kita selalu memikirkan orang itu. Bedanya, bukan untuk menghancurkan dia. Tapi, ingin bertemu dan selalu ada di dekatnya.

Ada banyak perasaan yang muncul secara bersamaan, apabila kita mencintai seseorang. Bahagia, nyaman, tenang, takut, dan rindu. Semuanya berbaur jadi satu. Menimbulkan perasaan yang aneh tapi nggak buruk.

Ketika kita mencintai seseorang, tanpa bisa dicegah, kita akan selalu bahagia apabila melihat wajahnya. Bahkan, cuma dengan mendengar suaranya, kita bisa tersenyum tanpa sadar.
Kita selalu merasa nyaman apabila ada disampingnya. Seakan-akan semuanya memang terasa benar kalau kita dan dia berdampingan.

Kita akan merasa tenang apabila melihat senyumnya, karena kita tau, kita nggak pernah sedikit pun ingin melihat dia sedih. Kita takut, saat bersama dia. Kita takut kalau suatu saat dia akan pergi dan memilih yang lain.

Dan entah bagaimana, kita akan merasakan rindu. Seakan-akan, berpisah sedetik aja, kita akan kehilangan seluruh oksigen di sekeliling kita.

Tapi, cinta juga bisa jadi racun.

Ketika dia, yang kita cintai harus pergi. Rasanya, kita ingin mengeluarkan jantung dari rongga dada, sebab saat itu detaknya sangat menyakitkan. Sesak. Bahkan bernapas pun bisa jadi amat sangat sulit.
Sebenernya, cinta itu sederhana.
Cinta itu sederhana, mengajarkan kita untuk percaya, mengajarkan kita untuk saling menjaga, mengajarkan kita untuk rela berkorban, mengajarkan kita untuk menjadi dewasa, mengajarkan kita untuk dapat memahami hal yang bahkan sulit untuk dipahami.

Tapi pada prosesnya, cinta itu menyimpan banyak rahasia dan berbagai emosi di dalamnya. Membuatnya jadi rumit untuk di mengerti.


Cinta itu sederhana tapi rumit. Begitulah, tergantung pada tiap pribadi untuk mengartikannya.

No comments:

Post a Comment