Cieee
judulnya cieee!
Cieee
Vira bakal romantis-romantisan kayaknya cieeeee!
Cieeee
kayaknya gue bakal galau cieeee!
Cieeee
gue capek ngetik cie-cie dari tadi cieeee!
Udah.
Udah ah, serius gue beneran capek ngetik begitu doang.
Oke,
serius. Serius, ini serius. Serius woy!!
Beberapa
hari lalu, ada seseorang yang bertanya ke gue “gimana sih pandangan lu tentang cinta?”
Siapakah
orang itu? Identitasnya memang disamarkan. Kenapa? Sengaja. Biar misterius gitu
kesannya. HAHAHA
Well,
gue nggak punya Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jadi, gue nggak tau apa itu arti
cinta menurut pandangan para ahli bahasa. Kenapa nggak cari di internet? Males!
Lagian yang dia tanya kan pandangan gue, bukan pandangan ahli bahasa.
*melet-melet*
Jadi,
kenapa gue ngetik paragraph yang nggak ada maknanya? Gue bingung sendiri.
*ngek*
Back to topic.
Sebenernya
buat gue, cinta itu nggak muluk tentang perasaan antara pria dan wanita, atau
pria dan pria, atau wanita dan wanita.
Tapi,
baiklah, karena yang dia tanyain itu pandangan gue tentang cinta terhadap
kekasih. Mari, kita bahas yang ini aja biar post ini cepet kelar (?)
Gue
pribadi nggak begitu paham makna tentang cinta. Buat gue, cinta itu punya makna
yang luas. Tiap orang punya definisinya masing-masing tentang hal ini.
Kalau
boleh jujur, beberapa tahun silam, saat gue masih labil dan berpikiran
kekanakkan, gue nganggep cinta itu sebagai permainan yang menantang. Gue nggak
begitu serius untuk memahami apa itu cinta, bahkan sering banget main-main
dalam suatu hubungan. Gonta-ganti pacar, selingkuh sana-sini. Masih sering
banget deh mainin perasaan orang.
Tapi
itu dulu. Duluuuuuuu. Sebelum akhirnya, gue ketemu sama seseorang, yang nggak
bakal gue ceritain. Soalnya nanti bakal ngehabisin 2 page ini untuk ngebahas
dia doang.
Gue
sadar, cinta itu terlalu sakral untuk di anggap sebagai permainan. Cinta itu
perasaan yang agung. Tulus dan murni.
Cinta
itu perasaan yang membingungkan. Amat sangat menyesakkan. Mirip dengan rasa
benci dan dendam. Membuat kita selalu memikirkan orang itu. Bedanya, bukan
untuk menghancurkan dia. Tapi, ingin bertemu dan selalu ada di dekatnya.
Ada banyak perasaan yang muncul secara
bersamaan, apabila kita mencintai seseorang. Bahagia, nyaman, tenang, takut,
dan rindu. Semuanya berbaur jadi satu. Menimbulkan perasaan yang aneh tapi
nggak buruk.
Ketika
kita mencintai seseorang, tanpa bisa dicegah, kita akan selalu bahagia apabila melihat
wajahnya. Bahkan, cuma dengan mendengar suaranya, kita bisa tersenyum tanpa
sadar.
Kita
selalu merasa nyaman apabila ada disampingnya. Seakan-akan semuanya memang
terasa benar kalau kita dan dia berdampingan.
Kita
akan merasa tenang apabila melihat senyumnya, karena kita tau, kita nggak
pernah sedikit pun ingin melihat dia sedih. Kita takut, saat bersama dia. Kita
takut kalau suatu saat dia akan pergi dan memilih yang lain.
Dan
entah bagaimana, kita akan merasakan rindu. Seakan-akan, berpisah sedetik aja,
kita akan kehilangan seluruh oksigen di sekeliling kita.
Tapi,
cinta juga bisa jadi racun.
Ketika
dia, yang kita cintai harus pergi. Rasanya, kita ingin mengeluarkan jantung
dari rongga dada, sebab saat itu detaknya sangat menyakitkan. Sesak. Bahkan
bernapas pun bisa jadi amat sangat sulit.
Sebenernya,
cinta itu sederhana.
Cinta
itu sederhana, mengajarkan kita untuk percaya, mengajarkan kita untuk saling
menjaga, mengajarkan kita untuk rela berkorban, mengajarkan kita untuk menjadi
dewasa, mengajarkan kita untuk dapat memahami hal yang bahkan sulit untuk
dipahami.
Tapi
pada prosesnya, cinta itu menyimpan banyak rahasia dan berbagai emosi di
dalamnya. Membuatnya jadi rumit untuk di mengerti.
Cinta
itu sederhana tapi rumit. Begitulah, tergantung pada tiap pribadi untuk
mengartikannya.
No comments:
Post a Comment