Thursday, October 17, 2013

Jimmy Jansen



Kamis, 17 Oktober 2013.

Gue putus sama Dedi. Iya, Dedi Christanto, brondong gue yang kinyis-kinyis dan unyu itu..
Alasan nya sih sebenernya konyol. Cuma karena Jimmy Jansen, adik angkat gue, ngajak dia ngomong dan….oke! kayaknya hal ini nggak perlu diceritain deh. Soalnya agak privasi juga.
Pokoknya, selain hal yang penting yang nggak bisa gue kasih tau tadi, Jimmy ngasih tau Dedi kalo banyak orang yang nggak setuju sama hubungan kami. Dan, mungkin emang Dedi nya juga nggak serius sama gue kali, jadi ya udah deh kami putus.

Mungkin, banyak ya di antara kalian yang nanya siapa itu Jimmy Jansen. Oke, gue kasih tau deh.
Jimmy Jansen Mamahit itu adalah siswa SMK Maria Mediatrix kelas XII-AK. Dia adik kandung dari kakak kelas gue yang beda 2 angkatan. Maksud gue, saat gue dan Jimmy itu baru jadi murid kelas 10, kakaknya Jimmy udah kelas 12. Ngerti kan? Kalo masih nggak ngerti juga, mending kita berantem di lapangan aja deh *plak*. Oke abaikan.
Sejujurnya, dulu gue nggak kenal sama Jimmy meskipun gue lumayan akrab sama Ko Frankie (kakaknya dia). Tapi, ya namanya takdir. Lu nggak bakal tau siapa yang bakal datang di kehidupan lu suatu saat nanti. *aseeek*

Hubungan gue sama Jimmy lumayan deket, biarpun kami cuma sebatas kakak-adik. Tapi, banyak orang yang mikir kalo kami jadian. Bahkan, gossip yang gue denger dari orang-orang, Jimmy mutusin pacarnya karena dia ngerasa lebih sayang gue daripada Dessy.
Cuma ya udah lah ya, itu urusan mereka. Gue nggak mau berbangga diri kalo pun berita itu emang bener adanya. Ya kali gue bangga jadi PHO. Apa kata Mama-Papa. -__-

Gue sama Jimmy mulai deket karena kami satu komunitas gitu. Gue juga masuk komunitas ini karena ajakan temen gue, Beatrice. Gue setuju masuk ke sana (gue nggak mau nyebutin namanya, karena ada alasan tertentu) karena kata Beatrice, mereka mau ngadain kegiatan bakti sosial gitu. Cuma, gue sempet mikir ulang juga buat gabung. Soalnya, anggota komunitas itu semuanya anak SMK dan gue jadi satu-satunya anak SMA disana. Padahal, kalian tau sendiri, gue nggak terlalu bisa bergaul sama orang.

Tapi, gue pikir nggak apa-apa lah, toh tujuan gue masuk ke komunitas ini kan demi bakti sosial bukan demi ngumpul sama anak SMK atau SMA. Jadilah, gue masuk komunitas yang sama dengan Jimmy Jansen.

Setelah 2 minggu gue gabung, gue mulai akrab sama anggota disana, termasuk Jimmy. Omongan kami nyambung dan pada hari Minggu, 6 Oktober 2013, gue sama dia resmi jadi kakak-adik angkat. Dengan gue sebagai kakaknya. AHAHAHA gue tau kok gue dewasa *naik-naikin alis*

Sampai sekarang, gue sama Jimmy masih deket. Cuma, emang sih, kayaknya perhatian dia ke gue udah lebih dari perhatian adik ke kakak nya. Kayaknya dia naksir deh sama gue. tsaaah *kibas rambut*. Gue tau sih gue cantik makanya banyak yang naksir gue (HOOEEEEKKK!!) #mintadirajamreaders

Dan kalau kalian nanya “kalo udah begitu, kenapa kalian berdua nggak jadian aja?” well, temen-temen gue juga banyak yang ngomong gitu sih. Cuma, ya jalanin aja dulu apa adanya. Kalo nantinya dia emang beneran sayang sama gue, dan mau jadiin gue sebagai pacarnya, kalian juga pasti tau kok :p

Friday, October 4, 2013

cinta

Cieee judulnya cieee!
Cieee Vira bakal romantis-romantisan kayaknya cieeeee!
Cieeee kayaknya gue bakal galau cieeee!
Cieeee gue capek ngetik cie-cie dari tadi cieeee!

Udah. Udah ah, serius gue beneran capek ngetik begitu doang.

Oke, serius. Serius, ini serius. Serius woy!!

Beberapa hari lalu, ada seseorang yang bertanya ke gue “gimana sih pandangan lu tentang cinta?”
Siapakah orang itu? Identitasnya memang disamarkan. Kenapa? Sengaja. Biar misterius gitu kesannya. HAHAHA

Well, gue nggak punya Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jadi, gue nggak tau apa itu arti cinta menurut pandangan para ahli bahasa. Kenapa nggak cari di internet? Males! Lagian yang dia tanya kan pandangan gue, bukan pandangan ahli bahasa. *melet-melet*

Jadi, kenapa gue ngetik paragraph yang nggak ada maknanya? Gue bingung sendiri. *ngek*

 Back to topic.

Sebenernya buat gue, cinta itu nggak muluk tentang perasaan antara pria dan wanita, atau pria dan pria, atau wanita dan wanita.
Tapi, baiklah, karena yang dia tanyain itu pandangan gue tentang cinta terhadap kekasih. Mari, kita bahas yang ini aja biar post ini cepet kelar (?)

Gue pribadi nggak begitu paham makna tentang cinta. Buat gue, cinta itu punya makna yang luas. Tiap orang punya definisinya masing-masing tentang hal ini.

Kalau boleh jujur, beberapa tahun silam, saat gue masih labil dan berpikiran kekanakkan, gue nganggep cinta itu sebagai permainan yang menantang. Gue nggak begitu serius untuk memahami apa itu cinta, bahkan sering banget main-main dalam suatu hubungan. Gonta-ganti pacar, selingkuh sana-sini. Masih sering banget deh mainin perasaan orang.

Tapi itu dulu. Duluuuuuuu. Sebelum akhirnya, gue ketemu sama seseorang, yang nggak bakal gue ceritain. Soalnya nanti bakal ngehabisin 2 page ini untuk ngebahas dia doang.

Gue sadar, cinta itu terlalu sakral untuk di anggap sebagai permainan. Cinta itu perasaan yang agung. Tulus dan murni.

Cinta itu perasaan yang membingungkan. Amat sangat menyesakkan. Mirip dengan rasa benci dan dendam. Membuat kita selalu memikirkan orang itu. Bedanya, bukan untuk menghancurkan dia. Tapi, ingin bertemu dan selalu ada di dekatnya.

Ada banyak perasaan yang muncul secara bersamaan, apabila kita mencintai seseorang. Bahagia, nyaman, tenang, takut, dan rindu. Semuanya berbaur jadi satu. Menimbulkan perasaan yang aneh tapi nggak buruk.

Ketika kita mencintai seseorang, tanpa bisa dicegah, kita akan selalu bahagia apabila melihat wajahnya. Bahkan, cuma dengan mendengar suaranya, kita bisa tersenyum tanpa sadar.
Kita selalu merasa nyaman apabila ada disampingnya. Seakan-akan semuanya memang terasa benar kalau kita dan dia berdampingan.

Kita akan merasa tenang apabila melihat senyumnya, karena kita tau, kita nggak pernah sedikit pun ingin melihat dia sedih. Kita takut, saat bersama dia. Kita takut kalau suatu saat dia akan pergi dan memilih yang lain.

Dan entah bagaimana, kita akan merasakan rindu. Seakan-akan, berpisah sedetik aja, kita akan kehilangan seluruh oksigen di sekeliling kita.

Tapi, cinta juga bisa jadi racun.

Ketika dia, yang kita cintai harus pergi. Rasanya, kita ingin mengeluarkan jantung dari rongga dada, sebab saat itu detaknya sangat menyakitkan. Sesak. Bahkan bernapas pun bisa jadi amat sangat sulit.
Sebenernya, cinta itu sederhana.
Cinta itu sederhana, mengajarkan kita untuk percaya, mengajarkan kita untuk saling menjaga, mengajarkan kita untuk rela berkorban, mengajarkan kita untuk menjadi dewasa, mengajarkan kita untuk dapat memahami hal yang bahkan sulit untuk dipahami.

Tapi pada prosesnya, cinta itu menyimpan banyak rahasia dan berbagai emosi di dalamnya. Membuatnya jadi rumit untuk di mengerti.


Cinta itu sederhana tapi rumit. Begitulah, tergantung pada tiap pribadi untuk mengartikannya.