Tuesday, May 21, 2013

perihal kenangan yang merindang.

Bagiku, kenangan adalah bukti yang baik untuk mengatakan tidak ada yang utuh dibumi ini---bahkan kehilangan.
Setelah seseorang yang aku cintai pergi, aku adalah bagian dari dirinya yang tertinggal. Di hadapan cermin, atau kadang jendela, kadang aku berpikir bahwa diriku tidak lebih dari sekumpulan orang yang aku cintai. Bagian terbesar diriku yang tunggal, kini adalah diriku yang sudah lama tanggal.

Waktu kecil, aku sering berpikir barangkali ada langit yang lain---entah dimana. Kadang, aku merasa diriku dan mereka tidak berada dibawah langit yang sama. Kau entah mendongak memandang langit yang mana ketika sendiri; sementara aku disini tiap hari memandang langit yang berbeda.

Betapapun aku sering belajar dari kehilangan demi kehilangan, aku tetap sering merasa terperangkap dalam satu hubungan seperti ini. Aku cuma punya pensil, kau hanya punya penghapus, sementara cinta kita cuma sehelai kertas.

Seluruh ketiadaanmu adalah keheningan. Jika aku menikmatinya, aku menamakannya kesunyian. Jika aku tidak menyukainya, aku memberinya nama kesepian. Dulu, aku dan kamu selalu berbincang perihal kesuunyian. Sekarang, aku dan kesepian sering berbincang perihal kamu

No comments:

Post a Comment