Bagiku,
kenangan adalah bukti yang baik untuk mengatakan tidak ada yang utuh dibumi ini---bahkan
kehilangan.
Setelah seseorang yang aku cintai pergi, aku adalah
bagian dari dirinya yang tertinggal. Di hadapan cermin, atau kadang jendela,
kadang aku berpikir bahwa diriku tidak lebih dari sekumpulan orang yang aku
cintai. Bagian terbesar diriku yang tunggal, kini adalah diriku yang sudah lama
tanggal.
Waktu kecil, aku sering berpikir barangkali ada
langit yang lain---entah dimana. Kadang, aku merasa diriku dan mereka tidak
berada dibawah langit yang sama. Kau entah mendongak memandang langit yang mana
ketika sendiri; sementara aku disini tiap hari memandang langit yang berbeda.
Betapapun aku sering belajar dari kehilangan demi
kehilangan, aku tetap sering merasa terperangkap dalam satu hubungan seperti
ini. Aku cuma punya pensil, kau hanya punya penghapus, sementara cinta kita
cuma sehelai kertas.
Seluruh ketiadaanmu adalah keheningan. Jika aku
menikmatinya, aku menamakannya kesunyian. Jika aku tidak menyukainya, aku
memberinya nama kesepian. Dulu, aku dan kamu selalu berbincang perihal
kesuunyian. Sekarang, aku dan kesepian sering berbincang perihal kamu
No comments:
Post a Comment