hari ini semuanya berjalan normal pada awalnya. Saya bangun pagi lalu ke sekolah dengan perasaan yang sama, jengkel. Lalu sesampainya disekolah saya bosan karena hanya ada class meeting dan saya tidak melakukan sesuatu yang penting. Pulang sekitar pukul 10 karena pihak sekolah juga (mungkin) merasa sia-sia membuat class meeting yang membuang-buang waktu.
Sesampainya dirumah, saya tidur dan bangun sekitar jam 2 dan mengecheck blackberry hitam saya (is it called my black blackberry? =.=) kemudian membalas semua bbm yang masuk.
setelah itu mengecheck twitter dan sama halnya, membalas semua pesan yang saya terima. Sampai pada akhirnya, Michiko Tomita, adik perempuan laki-laki yang saat ini sedang mencopet hati saya mengirimkan pesan yang rasanya menjungkirbalikan hari saya.
M : "Lu tau kan yoyo dari kemarin sakit?"
V : "iya"
M : "kata nyokap gua, ternyata dia kena penyakit infard miokard akut :("
V : "apa itu?"
M : "penyakit jantung vir jantunnggg :'("
V : "itu penyakit kaya gimana? Jelasin satu-satu jangan buat gue panik"
M : "gue google terus katanya gini. Infark miokard akut adalah kematian otot jantung karena penyumbatan pada arteri koroner. Otot-otot jantung yang tidak tersuplai darah akan mengalami kerusakan atau kematian mendadak."
M : "jangan kasih tau dia ya, dia belom tau penyakitnya sendiri Vir"
Saya memang bodoh tentang dunia kesehatan, bahkan tentang infark miokard itu apa saja saya baru mengetahuinya hari ini. Tapi, membaca kata "kematian mendadak" membuat saya mendadak menangis tanpa bisa saya cegah. katakanlah saya keburu berpikiran negatif, tapi menurut saya itu manusiawi jika hal diatas menyangkut tentang orang yang kalian sayang. Saya sayang Yoshida meski kami belum pernah bertemu secara nyata. Dan sumpah setengah mati, saya tidak pernah menginginkan ada sesuatu yang buruk terjadi pada dia.
Tuhan, saya tidak tahu disana sedang pagi, siang, sore, atau malam. Saya tidak tahu bagaimana harus menyapa Tuhan saat ini, tapi tolong katakan ini cara bercanda Tuhan, sebuah lelucon Tuhan yang baru. Rasanya memang sakit, tapi paling tidak lebih bagus daripada menjadikannya sebagai kenyataan.
No comments:
Post a Comment