Thursday, September 19, 2013

Brondong Lovers

Namanya Dedi Christanto, lahir tanggal 24 Desember 1997.
Iya, dia emang lebih muda daripada gue dan dia pacar gue untuk saat ini. Makanya dia di panggil brondong.

Hidup ini lucu ya. Gue suka sama Christofer, tapi malah jadian sama Christanto HAHAHA oke abaikan.

Gue kenal sama Dedi karena kami berada di satu sekolah yang sama. Bedanya, dia SMK dan gue SMA.
Itu pun, gue tau namanya dari adik gue, Patricia Cornelia Novita. Gue rasa, gue harus berterima kasih sama Novita yang selama ini udah ngebantuin gue tau nama cowok-cowok bertampang lumayan di SMK Maria Mediatrix (?)

Awal gue mulai deket sama Dedi sebenernya tuh lucu. Banget-bangetan.

Jadi, Novita minta gue ngisengin Dedi soalnya katanya dia tuh males ngeliat tingkah Dedi.
Karena gue emang nggak ada kerjaan, dan pada dasarnya iseng banget, ya gue minta aja nomer hp nya. Eh, nggak disangka, adik gue beneran pea. Dia beneran minta no Dedi ke Rasta, temennya. In the end, gue jadi lah smsan sama Dedi.

Saat gue smsan sama Dedi, gue akuin sih dia lumayan sok imut gitu. Cuma, pas Novita baca sms gue, dia malah ketawa-ketawa dan nyuruh gue jadian sama Dedi.
…………ya kali, gue jadian sama Dedi.
Pertama kali gue mikirnya begitu.

Atuh, kalau lu ngeliat sms gue sama Dedi saat itu, yang ada tuh malah kayak kakak-adik lagi smsan.
Seriously, nggak ada romantisnya sama sekali.

Nah, hari apa gitu, gue tiba-tiba ada rencana buat nyomblangin Dedi sama salah satu anak Megaloman.

Jadilah, gue nyomblangin Dedi sama Lisa atau Nopitri. Awalnya semua berjalan lancar tuh. Mulus tanpa rintangan kayak tol. Meskipun, saat itu Nopitri rada jutek sama Dedi. Tapi, ya di pikiran gue, “kan masih ada Lisa”.

Lagian, kalau secara fisik, Dedi emang lebih cocok sama Lisa kok. Mereka sama-sama kecil. Ya, gue juga kecil sih. Tapi, gue bantet nggak kayak mereka. Udah kecil, kurus lagi.

Mungkin, kalau mereka dating, satpam mall bakalan mikir “anak SD zaman sekarang pacaran aja sampe ke mall ya. Hebat!”
HAHAHA abis, mereka beneran nggak ada fisik anak SMA nya sih. *nggak sadar diri*

Tapi, hari Jum’at tanggal 13 September kemarin, gue kan lagi iseng. Gue gombalin semua cowok yang lagi smsan sama gue, termasuk Dedi. Dan itu berlangsung sampai hari Minggu, 15 September 2013. Jadi gue ngegombalin orang-orang tuh full selama 3 hari.

Dan waktu itu, dia sempet sms begini.
D: “kamu lagi apa?”
V: “lagi belajar. Belajar mencintai kamu. acieee (?) wkwkw”
Eh nggak disangka, ternyata si Dedi ini ketularan penyakit pea-nya si Novita. Semua di anggep serius sama dia. Dia mikirnya gue beneran naksir dia.

Hari itu, for the first time, gue smsan sama dia sampai nyaris jam 11 malam. Selama ini, dia selalu menghilang nggak tau kemana kalau udah lewat jam 8.

Dan sekitar pukul 10.45an, dia sms begini “kamu beneran mau belajar mencintai aku? Aku bingung nih, mau milih antara kamu atau Lisa. Aku mau nyari cewek yang bener-bener cinta aku dan bisa nerima aku apa adanya”
……What the heck! @#$%^&*

Gue yang tadinya udah jalan ke depan kulkas buat ngambil minum, mendadak berhenti pas baca sms begitu. Beruntung ya. Mungkin, gue bakal keselek abis-abisan kalau gue baca sms Dedi sambil minum.

Saat itu, gue baru sadar kalau ternyata tipe manusia di dunia ini beneran banyak. Lebih banyak dari yang gue kira udah gue temuin.

Sejak saat itu, gue mulai hati-hati memilih kata dalam smsan sama Dedi. Posisi nya, gue kan lagi mau nyomblangin Dedi sama Lisa.
Lagipula, sebenernya dari Jum’at itu, gue smsan sama Ryo. Dan, kalau di liat dari cara smsannya sih, dia pengen ngajakkin balikan. Jadi, ya gue mikir nya Lisa sama Dedi, gue sama Ryo.

Tapi, emang bener, manusia itu nggak boleh terlalu berharap. Dari Jum’at sampai Minggu, Ryo emang menuhin inbox hp gue dengan smsnya. Tapi, sejak hari Senin, dia mulai susah di hubungi lagi. Gue sms kapan, di bales kapan. Niat gue buat balikan mendadak hilang, di gondol kucing -_-

Gue cepetin aja ya….

Pokoknya hari Rabu, tanggal 18 September, Keluarga Sableng (minus Endah) lagi ngerjain Kimia di rumah Nesia.
Sekitar jam 7 malam, kita pergi nyari kado buat papa-nya Ci Nop; yang keesokan harinya ulang tahun.
Di sabar-subur, Nesia sempet minta nemenin gue buat foto gitu. Dia bilang sih, buat KTP. Sebagai teman, sekaligus adik yang baik, gue temenin dong. Toh, gue nggak dirugiin apa pun.
Dan saat itu, Dedi nembak gue lagi. Untuk yang kedua kalinya. Udah gue ulur-ulur tuh jawabannya. Maksudnya sih, pengen bikin dia ngerti kalau gue nggak mau jadian. Bahkan, sampai gue keluarin aib gue semua, lho.

Gue sampai bilang “Ce pira ini cuek lho, nggak ada manis-manisnya jadi cewek, galak, suka ngupil, kalau ngomong sering nyakitin perasaan orang, jorok, males, serampangan”

Dan dia bilang gini “nggak apa-apa kok, kan semua orang punya keburukan dan kebaikan masing-masing. Kita jalanin dulu aja”

Mampus! Ingetin gue untuk nggak lagi ngisengin brondong -____-

Sekitar pukul 8 malam, gue udah sampai di rumah. Novita seneng banget ngeliat gue dateng. Dia ngambil hp gue dan ngebacain sms Dedi dari atas sampai bawah. Pas dia tau Dedi nembak gue lagi, bahagia deh hati dia.
Dia sampai bilang “udah sih, terima aja. Kalau nggak cocok, ya putusin”

Gue rasa, manusia yang paling setuju gue jadian sama Dedi cuma dia doang.  Liat aja omongannya, berasa pacaran itu nggak pakai perasaan -_-
Tapi, sebego-bego-nya Novita, gue adalah manusia paling bego. Buktinya, tetep aja gue turutin permintaan adik gue yang paling cantik itu @@

At least, gue jadian sama Dedi Christanto, anak X AP SMK Maria Mediatrix.
Dari tanggal 18 September 2013 sampai sekarang, 23 September 2013.

Kalau kalian nanya ke gue “kenapa lu terima? Sebenernya lu suka nggak sih sama Dedi?”
Dengan jujur, gue bakal jawab gue suka sama dia. Nggak ada seorang cewek pun yang nggak suka kalau di perhatiin sama cowok. Lagipula, Dedi punya tampang yang lumayan. Wajar kan kalau gue suka sama dia?

Kalau ditanya sayang, gue lagi-lagi bakal jawab iya. Sebelum jadian sama dia, gue sempet sayang sama dia sebagai adik. Tapi, itu kan dulu. Sekarang, dia pacar gue. Dan gue berusaha merubah rasa sayang yang tadinya sebagai seorang kakak pada adiknya, jadi rasa sayang antara dua insan manusia *eaak

Kalau kalian tanya “lu cinta nggak sih sama dia?”
Well, gue nggak tau cinta itu apa. Sampai saat ini, gue masih nggak ngerti yang dimaksud cinta itu gimana.
Makanya, gue cuma bisa bilang hati manusia itu nggak akan bisa ditebak. Mungkin hari ini, lu bisa bilang lu nggak ada perasaan apapun. Tapi, siapa tau, nantinya dia bakal jadi prioritas dalam hidup lu. Ya kan?

Jadi ya, untuk saat ini, gue mau jalanin dulu apa adanya. Kalau nantinya, gue cinta beneran sama Dedi, tapi Dedinya ternyata nggak serius sama gue….ya udah~
Gue harus bisa nerima konsekuensinya. Yang namanya jatuh itu pasti sakit, termasuk jatuh cinta.


Oke, sekian untuk hari ini. See you :p

Saturday, September 7, 2013

A Letter To You.

Dear Christofer William.

  Hai, namaku Anastasia Virainia Sari, dari kelas 12 IPA SMA Maria Mediatrix. Mungkin, kamu tidak mengenalku. Atau, mungkin kenal? Entahlah.

  Yang jelas aku mengenalmu. Aku mengetahui namamu, saat kita berkenalan di kantin waktu itu. Aku lupa hari, tanggal, dan waktunya. Yang jelas, saat itu kamu sedang menyantap nasi kuning Budhe dengan telur baladonya.

  Kau tau, aku sudah mengamati sejak setahun yang lalu. Meski saat itu aku tidak tahu kalau ternyata aku menyukaimu. Yang jelas, akhir-akhir ini aku selalu memikirkanmu. Kau bahkan tidak pernah absen dalam pikiranku. Kau sering muncul dalam mimpi malamku, yang membuatku akhirnya terheran-heran saat pagi muncul.

  Aku tidak tau apa spesialnya dirimu. Sungguh, hingga kini, aku sendiri tidak tahu apa kelebihanmu yang membuatku hilang akal, saat kita tidak sengaja berpapasan di kantin. Katakan padaku, mantera apa yang kau gunakan hingga membuat lidahku kelu saat kita bertemu di lorong sekolah. Sihir apa yang kau punya sampai membuat otak ku mati rasa saat melihatmu tersenyum dengan teman-temanmu.

  Kadang, aku ingin menjadi temanmu. Aku ingin senyummu kau tujukan padaku. Aku ingin kita dapat saling tersenyum saat kita bersama. Meskipun, sedetik kemudian aku selalu terhenyak. Pikiran bodoh macam apapula itu.

  Katakanlah aku tolol. Aku tidak mengerti tentang perasaanku sendiri. Tapi, sungguh, aku ingin bertanya padamu. Apa yang kau rasakan saat pertama kali aku mengajakmu berkenalan? Apa yang kau pikirkan saat melihatku secara tidak sengaja di tangga SMA? Apa yang kau rasakan saat melihatku berjalan di lapangan sekolah? Apa yang kau pikirkan tentangku?

  Aku tau, kau tidak mungkin membaca surat ini. Aku tidak punya nyali untuk memberikannya padamu. Hey, ini bukan serial drama Korea. Aku tidak mungkin nekat untuk mengatakan “Hey, Chris. Aku menyukaimu. Maukah kau membaca suratku?”
Itu bunuh diri namanya. Di Indonesia, negara kita, itu dibilang tidak tahu malu.

  Kalau kau ternyata membaca surat ini, maukah kau melupakannya? Anggap saja kau hanya membaca artikel roman picisan orang lain, yang tidak ada sangkut pautnya tentangmu. Atau,  paling tidak, tolong sembunyikan ini dari siapapun.

  aku tidak ingin membuatmu menjadi bahan olok-olok temanmu. Aku tidak ingin menjadikan diriku, terutama perasaanku, menjadi bahan lelucon. Rasanya sangat menyakitkan, kau tahu?
Ini bukan sepenuhnya keinginanku untuk jatuh cinta padamu. Ini bukan kehendak ku kalau ternyata aku memikirkanmu dan nyaris gila karena nya.


  Tiap orang butuh sarana untuk mencurahkan perasaannya. Dan ini cara ku untuk mengungkapkannya. Ku harap kau, dan siapapun yang membaca ini dapat menghargainya.