Hari ini, tepat dua bulan kita pacaran..aku masih ingat dua bulan lalu pukul 4 sore lewat 41 menit kamu meminta aku untuk jadi kekasih kamu. Awalnya aku sempat ragu, dengan jarak yang tidak bisa dibilang dekat apa aku sanggup nantinya ngejalanin hubungan yang seperti ini?
Bukan, ini bukan masalah "kalau disana kamu selingkuh atau mungkin berpaling bagaimana?" atau semacamnya, tapi ini lebih ke arah.."kalau aku merindukan kamu, bagaimana nantinya aku memeluk kamu? kalau aku sedih bagaimana caranya aku menangis dibahu kamu? kalau aku takut, bagaimana aku bisa memegang tangan kamu dan mencari semacam kekuatan disana?"
Tapi ada seseorang yang pernah berkata padaku "pada dasarnya cinta itu nggak buta. cinta hanya membuat orang buta dengan menumpulkan logika mereka" dan sepertinya itu memang berlaku untukku saat itu. Kalau saat itu aku lebih memilih untuk mengikuti akal sehat ku, mungkin saat itu aku akan memilih dia yang jelas-jelas lebih dekat disini. Yang jelas-jelas bisa ku peluk kalau kangen, ku cubit kalau gemas, dan aku genggamkan tangan ku ke jemarinya kalau aku ketakutan. Tapi ku ulangi, itu kalau aku memilih mengikuti akal sehatku. Hanya saja, saat membaca pesan singkat berkarakter 160 huruf dari kamu, akal sehatku tumpul dan logikaku mati..
Yang tersisa cuma emosi bahagia yang meluap-luap saat melihat kalimat "kamu mau jadi pacarku nggak?" dilayar ponselku :p
Mungkin buat sebagian orang, kalimat itu tidak ada artinya dan mungkin bersifat main-main. Ya memang sih, tidak ada unsur romantis apapun dari kalimat itu. Tapi aku tahu, orang seperti kamu memang tidak pandai merangkai kata-kata indah untuk mengungkapkan perasaan. Kamu orang yang terlalu jujur, dan aku sih berharap saat kamu mengetikkan kalimat "aku sayang kamu, Vir..kamu mau jadi pacarku nggak?" kamu merasakan ribuan kupu-kupu berterbangan diperut kamu atau jantung yang berdetak kencang, sama seperti yang aku rasakan saat membacanya..
Dan dua bulan ini, kalau boleh jujur..meski seringkali ada perasaan ragu yang hinggap dan membuatku goyah, tidak pernah sekalipun aku terpikir untuk meninggalkan kamu. Ah, atau mungkin aku memang tidak sanggup meninggalkan kamu?
No comments:
Post a Comment